2025 DItargetkan 23%, Kementerian ESDM: Penggunaan EBT Untuk Pembangkit Listrik Baru 13%
Ekonomi
Kamis, 28 November 2019Ina Parliament Jakarta : Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengemukakan bahwa pemanfaatan sumber daya energy saat ini masih didominasi oleh energi fosil, seperti minyak bumi, gas alam, serta mineral dan batu bara. “Di sisi lain kita punya potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat besar tapi belum dikelola secara baik,” kata Agung Pribadi, dalam sambutan tertulis yang dibacakan pada Forum Tematik Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di Clove Garden Hotel, Bandung, Jabar, Rabu (27/11) hingga Jumat (29/11). Menurut Agung, hingga saat ini pembangkit yang kita miliki sekitar 65,8 ribu MW yang menggunakan EBT baru mencapai 9.000an MW atau sekitar 13-14 persen. Pemerintah berharap pada tahun 2025 nanti, penggunaan EBT bisa mencapai sekitar 23 persen sebagaimana amanat Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Kementerian ESDM, lanjut Agung, telah melakukan beberapa upata untuk mendorong pengembangan energi terbarukan dan mempercepat transisi energi, antara lain melalui pengembangan Program Mandatori B30, pembagian lebih dari 300 ribu Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), pembangunan lebih dari 26 ribu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya, peerbitan Peraturan Menteri ESDM tentang PLS Atap, serta penyusunan Road Map EBT. Agung berharap peserta Bakohumas dapat memahami dan mendapatkan bekal pengetahuan mendalam sehingga dapat menyebarluaskan informasi sekrir ESDM kepada public menjadi akurat dan tepat sasaran. Sadarkan Masyarakat Sebelumnya Sekretaris Bakohumas Helmi Hafid mengatakan, Bakohumas sebagai Government Public Relations (GPR) harus turut serta mendukung publikasi produk EBT dengan menginformasikan keunggulan EBT kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat terliterasi dan terbangun product image EBT yang positif. Helmi pun berharap, peran GPR mendukung kampanye “Energi Terbarukan, Sekarang, dan Masa Depan” mampu menyadarkan masyarakat Indonesia untuk beralih mengunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak bergantung pada energi fosil sehingga bisa menurunkan pencemaran udara. “Selain itu juga, mampu menarik perhatian dan membangun daya tarik negara lain untuk mengimpor produk energi terbarukan karya Indonesia,” lanjut Helmi. Hadir dalam forum tersebut antara lain Kasubdit Hubungan Kelembagaan Kementerian ESDM Salman Akira, Kasubdit Direktorat Kemitraan Kominfo selaku Sekretaris Bakohumas Helmi Haafid, dan nara sumber Yudistira ‘Udd’ Sondakh. (Humas)
Komentar