PGI Nilai Proses Intoleransi di Indonesia Cenderung Turun
Sosial Budaya
Selasa, 05 Maret 2019Ina Parliament. Jakarta,
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menilai meskipun proses intoleransi masih terjadi di sejumlah daerah di tanah air, namun kalau dilihat sebenarnya tendensinya menurun pada belakangan ini.
“Kita melihat proses intoleransi ini buah dari perjalanan panjang dari pembiaran yang terlalu lama dari kelompok-kelompok intoleran yang berlangsung di negara ini selama ini. Kalau kita lihat tendensinya kan menurun sebenarnya belakangan ini,” kata Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, usai bersama pengurus PGI diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/3) siang.
Mengenai terjadinya pemindahan makam di beberapa tempat, Pdt. Gomar Gultom mengatakan, kalau dilihat motifnya lebih karena soal pilkada atau pemilu. Tidak semua kasus yang terjadi belakangan ini murni karena intoleransi agama tapi juga karena pilihan-pilihan politik dan ini dipolitisasi. “Kita juga mesti aware terhadap ini untuk tidak menyamaratakan semua kasus-kasus yang ada,” ujarnya.
Secara umum, menurut Pdt. Gomar Gultom, PGI menilai bahwa tidak ada penambahan signifikan terhadap kasus-kasus penutupan rumah ibadah misalnya. Yang ada, lanjut Sekretaris Umum PGI itu, masih efek-efek dari kasus yang lama, yang belum terselesaikan sampai sekarang.
Menyinggung masalah Pemilu tanggal 17 April mendatang, Pdt. Gomar Gultom menyampaikan, bahwa PGI secara khusus mengeluarkan imbauan, baik melalui video klip maupun surat pastoral supaya seluruh warga gereja aktif menjadi pemilih, tidak ada seorangpun akan menjadi golput. “Itu imbauan kita. Dan kalau bepergian, hendak mengurus formulir A5. Kalau mau mau berlibur, berliburlah setelah mencoblos pada tanggal 17 April,” sambung Gomar.(Harold)
Komentar