Home / Artikel Pemuda Harus Ambil Bagian Merajut Asa Demi Pembangunan Inklusif

Pemuda Harus Ambil Bagian Merajut Asa Demi Pembangunan Inklusif

Pemuda Harus Ambil Bagian Merajut Asa Demi Pembangunan Inklusif

Politik

Minggu, 25 April 2021

Ina Parliament Jakarta : Saat ini roda pembangunan di Indonesia masih terganjal berbagai persoalan ketimpangan yang sangat kompleks dan saling berkaitan. Ketimpangan yang terjadi pun tidak hanya sebatas perbedaan berdasarkan kewilayahan saja, seperti antara Jawa dengan luar Jawa, melainkan juga menyangkut kesenjangan dalam berbagai aspek seperti ekonomi dan keuangan, pendidikan, serta sosial dan politik. Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin mengajak pemuda untuk ambil bagian dalam upaya pembangunan inklusif.

 

“Hadirnya pembangunan yang inklusif diharapkan mampu mereduksi persoalan disparitas pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan yang adil dan merata secara berkelanjutan. Apalagi sebagai bagian dari G20, Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai Agenda dalam Rencana Aksi untuk Pembangunan Berkelanjutan tahun 2030, yang di antaranya mencakup dimensi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia yang inklusif,” ungkap Puteri dalam Webinar bertajuk Menuju Pembangunan Inklusif dalam Perspektif Ekonomi, Sosial dan Pendidikan, baru-baru ini.

 

Selaku Ketua Delegasi Indonesia untuk Y20 Summit 2021, Puteri menjelaskan bahwa Forum Y20 Summit 2021 merupakan salah satu rangkaian dari forum resmi G20 Summit yang mempertemukan para pemimpin muda dari seluruh dunia untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai agenda penting G20. Adapun wakil delegasi Indonesia sendiri dipilih secara langsung oleh Indonesian Youth Diplomacy, sebuah organisasi kepemudaan, melalui serangkaian proses seleksi.

 

Hadir pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan bahwa sampai saat ini, kualitas pendidikan di Indonesia masih mengalami ketimpangan, terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.

 

“Ketimpangan pendidikan yang ada diperparah dengan adanya pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan seperti sekarang. Hal ini berpotensi memperlebar jurang ketimpangan pendidikan baik antardaerah, antarsekolah, maupun antarkelas sosial,” papar Hetifah.

 

Senada dengan hal tersebut, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Fiskal Regional Candra Fajri Ananda juga menyampaikan bahwa persoalan ketimpangan di Indonesia masih menjadi tantangan besar, terutama dalam upaya pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia 2045.

 

“Berbagai ketimpangan yang ada, seperti kualitas pendidikan serta guru yang belum merata misalnya, sangat berpengaruh kepada tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia yang saat ini masih rendah. Untuk itu, fokus pemerintah saat ini adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pembangunan manusia pada sektor pendidikan, kesehatan, serta perlindungan sosial yang diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang mumpuni,” terang Prof. Candra.

 

Setelah pemaparan materi dari para pembicara, agenda dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang dibagi ke dalam tiga kelompok yakni pendidikan, ekonomi, dan sosial untuk pendalaman bersama peserta. Nantinya, hasil diskusi dalam Webinar dan FGD akan menjadi bahan masukan bagi tim delegasi Indonesia dalam menyusun rekomendasi kebijakan sebagai bagian dari Final Communique dalam forum Y20 Summit 2021 di Milan, Italia. (Humas)

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Kontak

Head Office : Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta 10270.
Editorial dress : Jl Matraman Raya No.67 Jakarta Timur 13140
Workshop : Jl. Kayumanis X no.17B/8 Matraman Jakarta 13130
( 021) 22986556 Fax. ( 021 ) 85905225 Hotline : 085256800088
085256800088
admin@inaparliamentmagazine.com / harling@inaparliamentmagazine.com