Pemerintah Ungkap Strategi Penuhi Kebutuhan Migas Nasional
Ekonomi
Minggu, 24 Februari 2019Ina Parliament. Jakarta,
Tahun 2019 ini, 2,02 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) ditargetkan sebagai angka lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional. Meskipun melebihi target tahun sebelumnya, Pemerintah optimis akan mencapainya sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam menggenjot produksi migas ke depan.
“Untuk produksi dari lapangan-lapangan migas eksisting berusaha dilakukan peningkatkan produksi. Semua usaha kita lewati,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar usai berbincang dengan para awak media di Jakarta baru-baru ini.
Arcandra mengklasifikasikan strategi Pemerintah dalam menggenjot produksi migas di masa mendatang dalam tiga tahapan, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. “Fracturing, balanced drilling adalah salah satu usaha jangka pendek 2 – 3 tahun mempercepat produksi dari lapangan existing,” jelas Arcandra.
Untuk jangka menengah, Pemerintah tengah menggalakkan Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk aset yang produktif. “Pertamina aktif di sini. Tapi waktunya agak lama bisa 7 sampai 10 tahun baru mendapatkan respon,” papar Arcandra.
Sementara metode jangka panjang, sambung Wamen ESDM, dapat ditempuh dengan cara eksplorasi lapangan migas. “Untuk anak cucu kita, tentu usaha eksplorasi adalah pilihan tepat menjaga produksi migas,” ungkapnya.
Pemerintah pun berharap kegiatan eksplorasi ke depan rasio keberhasilannya di atas 20% atau setiap lima kali eksplorasi baru, ditemukan satu cadangan baru. “Kita berharap demikian. Apalagi kita punya dana yang akan menopang ditemukannya lapangan baru,” harapnya.(Hans)
Komentar