Nilai Tambah Karet Alam Ditingkatkan
Ekonomi
Kamis, 15 Februari 2018Ina Parliament. Jakarta,
Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah karet alam melalui hilirisasi karena potensinya yang besar sebagai bahan baku untuk berbagai sektor industri, termasuk mendukung sejumlah pembangunan proyek pemerintah. Melalui Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Palembang, salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Perindustrian, dilakukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna mendukung produksi industri karet dan turunannya. “Baristand Industri Palembang merupakan binaan kami, di Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), untuk mendukung bisnis hilirisasi industri karet alam mengingat pasarnya yang cukup potensial,” kata Kepala BPPI Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta baru-baru ini.
Menurut Ngakan, pemerintah terus mendorong optimalisasi pemanfaatan karet alam,
karena selama ini penyerapannya didominasi oleh industri ban
kendaraan. Produk ban dalam negeri merupakan salah satu komoditi andalan
ekspor Indonesia. Dari total produksi, 70 persen diperuntukkan bagi pasar ekspor
dengan nilai mencapai USD1,5 miliar per tahun.
Merujuk data Gabungan Perusahaan Karet
Indonesia (Gapkindo), karet alam menyumbang sebesar 45 persen untuk bahan baku
ban. Kebutuhan karet alam di pasar domestik sekitar 600 ribu ton dari total
produksi per tahun yang mencapai 3,3 juta ton.
Untuk itu, masih terdapat peluang besar menciptakan cabang-cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang dapat menyerap karet alam cukup banyak dan menghasilkan devisa nasional.
“Pemerintah memandang penting bahwa upaya untuk mengoptimalkan konsumsi karet alam di dalam negeri perlu dilakukan guna meningkatkan nilai tambah dari potensi sumber daya alam nasional,” paparnya. Apalagi, adanya kebijakan untuk pembangunan tol laut, juga menjadi kesempatan baik bagi industri pengolahan karet untuk menunjang kebutuhan dalam pembagunan pelabuhan, seperti rubber dock fender, rubber floating fender, rubber bumper, dan sebagainya.
Melihat Provinsi Sumatera Selatan sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia
dengan luas lahan 845,16 hektar dan produksi mencapai 970,67 ribu ton per
tahun, Baristand Industri Palembang melakukan kerja sama dengan Dinas
Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin.
“Bentuk langkah sinergi tersebut untuk
memberikan pelatihan pembuatan produk karet bagi Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) dari tujuh kecamatan di Kabupaten Musi
Banyuasin,” ujar Ngakan.
Pada kegiatan pelatihan, peserta diberikan pengetahuan mengenai teknik
pencetakan ban vulkanisir, produksi kompon untuk karet otomotif, karet
souvenir, dan barang rumah tangga seperti karpet karet. Pelatihan yang
berlangsung selama lima hari, terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama,
tanggal 5-9 Februari 2018, dan gelombang kedua pada 12-16 Februari 2018.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 25 orang peserta, terdiri dari perwakilan Unit
Pengelolaan Pemasaran Bokar (UPTB) dan UPTD Kabupaten Musi Banyuasin. “Kami berharap,
melalui pelatihan ini para peserta dapat mengetahui teknik produksi pembuatan
barang jadi karet untuk meningkatkan nilai tambah produk hilir karet alam,”
lanjut Ngakan.
Sebagai tindak lanjut kerja sama pelatihan tersebut, Bupati Musi Banyuasin akan
melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)
untuk peningkatan kerja sama antara Baristand Industri Palembang dengan
Kabupaten Musi Banyuasin dalam bidang hilirisasi produk karet alam dan
turunannya dalam waktu dekat. Selain menyediakan jasa pelatihan pengolahan
karet alam, Baristand Industri Palembang juga menyediakan jasa pelayanan teknis
pengujian dan sertifikasi produk untuk mendukung jaminan mutu produk karet alam
dan turunannya agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). ( Rizal )
Komentar