Keluar Dari ‘Middle Income Trap’, Presiden Jokowi Ajak Konsentrasi Pada Pembangunan SDM
Sosial Budaya
Jum'at, 01 November 2019Ina Parliament Jakarta : Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, potensi kita untuk bisa keluar dari middle income trap, dari jebakan negara yang berpendapatan menengah sangat besar. “Yang pertama kita memiliki sumber daya alam yang sangat besar yang bisa kita pakai untuk memicu industrialisi. Yang kedua, kita memiliki sebuah pasar besar, baik dari sisi jumlah penduduk maupun daya belinya karena masyarakat yang berpendapatan menengah sekarang ini naik sangat drastis sekali di negara kita Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rapat Terbatas Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10) sore. Presiden mengingatkan, Indonesia sekarang ini berada pada ranking yang patut dilihat dari GDP nominal, yaitu kita di dunia pada ranking ke 15-16. Dan kalau dihitung dari GDP PPP, purchasing power parity, Indonesia berada pada ranking 7 di dunia. “Artinya, kekuatan ekonomi kita memang patut diperhitungkan karena daya beli masyarakat kita yang terus meningkat,” ujar Presiden Jokowi. Tetapi kunci utama dari lompatan yang ingin diraih, menurut Presiden, adalah tetap ada di sumber daya manusia, pembangunan sumber daya manusia (SDM). Apalagi bonus demografi kita saat ini antara 2015-2035, sehingga benar-benar harus menjadi fokus dan konsentrasi kita semuanya. “Ini adalah pekerjaan besar yang harus menjadi prioritas dan dikerjakan secara sinergis antara kementerian-kementerian yang ada, tidak sektoral, tidak terkotak-kotak,” kata Presiden seraya menambahkan, kalau dilihat sebetulnya di sini adalah anggaran yang berlimpah. Tetapi saya melihat belum fokus dan belum konsentrasi pada titik yang ingin kita capai. Presiden mencontohkan, di bidang kesehatan. Anggarannya total Rp132.000 miliar, Rp132 triliun, gede banget. Tetapi biasanya di kementerian itu disebar ke semua, tidak fokus. “Tolong betul-betul dikonsentrasikan, fokus pada urusan yang namanya ketercukupan asupan gizi, makanan tambahan, yang berkaitan dengan pola hidup sehat, yang berkaitan dengan pencegahan penyakit,” tutur Presiden Jokowi seraya menambahkan, itu betul-betul menjadi sebuah area yang harus kita kerjakan. Demikian pula yang berkaitan dengan pemberantasan narkotika beserta rehabilitasinya. Menurut Presiden, ini penting karena apapun SDM kalau kita masih belum bisa menyelesaikan, merampungkan urusan ini akan sangat sulit, karena ini akan berkaitan dengan tindakan kriminalitas, berkaitan dengan kenakalan remaja. Presiden juga minta agar yang namanya pendidikan etika budi pekerti, pendidikan kebencanaan, pendidikan politik terutama ideologi Pancasila harus terus dilakukan secara sinergis lintas kementerian. “Oleh karena itu, tugas Menko PMK saat ini memang bukan tugas yang ringan tapi sangat berat dan sangat strategis,” ucap Presiden. Rapat terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Menteri Agama Fahruz Razi, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Kesehatan Terawan Agusputranto, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Desa, PDTT Abdul Halim Iskandar, Menteri Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menpora Zainudin Amali, dan Kepala BNPB Doni Monardo. (Humas)
Komentar