Alam Sebagai Sumber Inspirasi Lukisan Bung Karno
Sosial Budaya
Selasa, 15 Januari 2019Ina Parliament, Jakarta : Bung Karno adalah salah seorang yang dikaruniai banyak bakat. Darah seni begitu kuat mengalir dalam dirinya. Bakat dan jiwa senimannya telah ditunjukkan sejak masa remaja. Menggambar dan menonton wayang sudah menjadi kegemarannya. Hobi ini berlanjut ketika menjadi mahasiswa, bahkan pada masa pembuangan hingga pada akhirnya Ia menjadi seorang Presiden. Bakat dan jiwa seninya tetap bergolak.
Pada saat menjalani pembuangan di Ende, Bung karno sempat menyelesaikan beberapa lukisan.Sayangnya, hingga saat ini masyarakat umum hanya mengetahui lukisan karya Bung Karno adalah lukisan yang berjudul Rini, Pantai Flores dan belakangan ada sebuah lagi lukisan yang bertemakan panorama keindahan alam perkampungan tradisional di Ende yang diberi judul Kampung Ambugaga.
Sebagai seorang intelektual yang memiliki wawasan luas, Bung karno selalu melakukan perenungan pada obyek yang menjadi daya tariknya. Sebagai seorang yang memiliki jiwa romantik dan sangat mengagumi keindahan ciptaan Tuhan, Bung Karno lebih memilih alam sebagai sumber inspirasinya.
Dalam situasi dimana faham lukisan Mooi Indie tumbuh subur pada saat itu, baik disadari maupun tidak, Bung Karno telah terseret dan hanyut di dalamnya. Faham ini kemudian tidak saja mempengaruhi gaya lukisannya, tetapi juga sangat mempengaruhi dirinya pada saat memilih lukisan yang akan dikoleksinya. Mooi Indieyang merupakan aliran seni lukis yang berkembang di Hindia Belanda pada abad ke-19 dimana para seniman Belanda dan Eropa pada saat itu banyak menghasilkan lukisan-lukisan yang menggambarkan keindahan alam Hindia Belanda dengan tujuan menggencarkan daya tarik pariwisata. Lukisan Mooi Indie menggambarkan keindahan “surgawi” yang dilebih-lebihkan hanya untuk kesenangan semata.
Lukisan panorama alam sangat menuntut kemampuan seorang pelukis untuk mengambil sudut pandang yang tepat terhadap obyek yang akan digarap menjadi sebuah karya. Pengetahuan seperti ini tentunya sangat dipahami oleh Bung Karno. Hal ini dapat dilihat dari lukisan “Kampung Ambugaga”. Teknik yang sangat prima yang ditunjang oleh wawasan dan cita rasa artistik yang kuat pada diri Bung Karno menghadirkan sebuah kesan yang eksotik pada lukisan yang dibuatnya, seperti yang diungkapkan oleh Djuli Djatiprambudi, seorang pelukis yang juga sebagai dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Kesan eksotik yang memunculkan nilai Ketimuran yang sangat kuat dan kental yang sangat berbeda dengan keindahan Alam Barat.
Alam Timur yang penuh dengan pesona mistik, mampu diwujudkan oleh Bung Karno dalam cara mengekspresikan keindahan yang terpancar dari lukisan tersebut. Kampung Ambugaga yang agraris dan tradisional menarik perhatian Soekarno. Arsitektur tradisional masyarakat Ende benar-benar menarik hati Soekarno sebagai seorang arsitek. Lokal genius yang ditunjukkan oleh rumah panggung beratap tinggi yang terbuat dari ilalang merupakan ungkapan kesadaran keindahan dari para penghuninya.
Pada sisi yang lain, hamparan rumah tradisional yang dibangun dalam kontur tanah berundak beserta tata letak rumah sesuai dengan fungsinya masing-masing, menunjukkan sebuah pemahaman akan simbol-simbol kehidupan.Setiap kelompok rumah dikelilingi oleh tumpukan batu kali dan ditengah-tengahnya dibangun rumah untuk pertemuan adat.
Sedangkan di sampingnya dibangun rumah berukuran kecil yang memiliki fungsi untuk menyimpan alat-alat upacara dan juga digunakan sebagai lumbung. Di sekitar dua bangunan tersebut terdapat rumah kolong dengan ukuran yang lebih besar yang memiliki fungsi sebagai tempat tinggal kelompok. Pemandangan semacam ini lazim ditemui di daerah Ende pada era 1930-an.
Sangat mungkin ketika Bung Karno melukiskan objeknya, dia melakukan perubahan tata letak atau mungkin juga menambah sesuatu yang dirasanya dapat memperindah lukisan. Sebaliknya mungkin juga menghilangkan objek yang dirasanya tidak penting.
Bung Karno yang memiliki jiwa pemberontak mempunyai keinginan dan pemikiran yang seringkali melampaui batas-batas zamannya. Setidaknya lukisan Kampung Ambugaga ini menjadi bukti bahwa Bung Karno benar-benar memiliki spirit kreatif yang luar biasa. Bung karno telah menunjukkan kepada kita totalitas dan jatidirinya sebagai seorang manusia kreatif, seorang pelukis.
Tak dapat disangkal, lukisan-lukisan yang dihasilkannya benar-benar apik, memiliki corak dekoratif dan mempunyai kekuatan magis bagi siapa saja yang melihatnya. Kegemaran melukisnya, tetap dilakoninya sampai sekitar tahun 50-an. Bung Karno seorang Presiden yang sekaligus juga pelukis. Bung Karno pernah mengatakan dalam suatu kesempatan ketika bergaul dengan kalangan pelukis. Kalau saja ia tidak menjadi Presiden, tentulah ia sudah memilih pelukis sebagai profesinya. Oleh: Kukuh Pamuji *)
*) Penulis adalah Widyaiswara Ahli Madya pada Pusdiklat Kemensetneg
Komentar