Ekonomi Indonesia Kuat, Depresiasi Rupiah Terlalu Berlebihan
Ekonomi
Jum'at, 12 Oktober 2018Ina Parliament. Nusa Dua,
Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), Takehiko Nakau, menilai, secara umum kondisi ekonomi makro sangat kuat, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 5% atau di atas pertumbuhan internasional sebesar 3%.
“Jadi, mereka mengatur kondisi makro ekonomi yang stabil,” kata Takehiko Nakao usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela acara Annual Meetings IMF-World Bank Group, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10) siang.
Sementara merosotnya nilai tukar rupiah, Presiden ADB itu menilai, nilai tukar mata uang Indonesia itu telah mengalami depresiasi yang berlebihan, dan tidak menunjukkan nilai fundamentalnya. “Itu karena sentimen spekulatif, karena efek kebijakan cadangan federal (Bank Sentral AS), dan beberapa masalah karena alasan lain, maksud saya dalam ekonomi makro yang muncul,” jelas Takehiko.
Mengenai pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Presiden ADB mengakui telah menawarkan bantuan pinjaman sebesar 1 miliar dollar AS untuk penanganan paska gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, akhir September lalu. “Jadi, 5 ratus juta dukungan anggaran, dan 5 ratus juta dukungan proyek untuk air, sanitasi, listrik, jembatan, sekolah dan sebagainya,” kata Takehiko.
Mengenai kemungkinan pinjaman di atas 2 miliar dollar AS, Takehiko menilai itu hal yang biasa, dan akan diproses di dalam dewan direktur ADB. “Kami perlu persetujuan dewan untuk ini, tetapi kami ingin memproses pinjaman ini dengan cepat,” ucap Takehiko.(Q1Q1)
Komentar