Banyak Fitnah, Presiden Jokowi Imbau Masyarakat Dewasa Melihat Informasi di Medsos
Politik
Senin, 03 Desember 2018Ina Parliament, Jakarta : Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat dewasa dalam melihat informasi, melihat fitnah-fitnah yang lalu-lalang di media sosial (medsos). Ia mengharapkan, informasi-informasi itu harus betul-betul disaring mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Presiden menunjuk pengalaman dirinya yang difitnah dirinya berdiri di samping tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit yang sedang berpidato. Padahal, lanjut Presiden, itu terjadi tahun 1955 sementara dirinya lahir tahun 1961.
“Saya lihat-lihat ya gambarnya mirip-mirip saya, betul saya belum lahir toh ya gambarnya mirip saya. Coba kayak gini adalah urusan politik,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada penyerahan 5000 sertifikat tanah untuk warga Provinsi DKI Jakarta. di Taman Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta, Senin (3/12) siang.
Presiden mengaku perlu mengemukakan hal itu, karena berdasarkan survei ternyata ada ada lebih dari 9 juta yang percaya dengan gambar itu. Artinya, lanjut Presiden, itu sudah kemakan hoax kemakan fitnah.
“Ya saya harus menjawab. Perlu saya sampaikan saya ini muslim orang, orang tua saya muslim, kakek-nenek saya muslim, keluarga besar saya muslim,” ucap Presiden.
Menurut Presiden, dirinya perlu menyampaikan hal itu karena kalau tidak akan keliru. “Ya segitu saja kalau saya terus-terusan kelihatannya saya nanti marah. Padahal tidak, saya sudah sabar 4 tahun,” tegas Presiden.
Negara Besar :
Sebelumnya Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa negara kita ini adalah negara besar. Dirinya pernah terbang dari Banda Aceh ke Wamena itu perlu waktu 9 jam 15 menit. “Bayangkan kalau jalan kaki, kalau kita terbang dari London di Inggris menuju ke Timur itu lewat 8 negara. Artinya, negara kita ini adalah negara yang sangat besa,r sangat luas,” ujarnya.
Presiden juga mengingatkan, negara ini sudah berpenduduk 263 juta. Isinya berbeda-beda, sukunya berbeda-beda, agamanya berbeda-beda, adatnya berbeda-beda, tradisinya berbeda-beda, bahasa daerahnya berbeda-beda.
Untuk itu, Presiden menitipkan pesan untuk menjaga persaudaraan, kesatuan, kerukunan kita. “Inilah kekuatan negara kita Indonesia, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan dan persaudaraan Inilah aset terbesar kita,” ucap Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana Jokowi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil, Menteri Sosial Agus Gumiwang, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Setkab)
Komentar