Ina Parliament. Jakarta,
Menyambut kontestasi politik di tanah air, baik dalam pemilihan Bupati/Wali kota, pemilihan Gubernur, dan pemilihan Presiden yang akan berlangsung April 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk meneladani persahabatan dua tokoh nasional yang berbeda agama, yaitu Johanes Leimena dan Mohammad Natsir.
“Meskipun mereka berasal dari partai yang berbeda, Partai Kristen Indonesia dan Partai Masyumi, tetapi mereka sangat bersahabat, sangat bersaudara dalam visi kebangsaan, dan sahabat sejati dalam pergaulan sehari-hari,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Universitas Kristen Indonesia (UKI) ke-65, di Lapangan Bola, Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Senin (15/10) pagi.
Menurut Kepala Negara, tidak ada saling mencela, tidak ada saling mencomooh, tidak ada saling memfitnah. “Inilah keteladanan-keteladanan yang harus kita ambil, kita pakai,” ujarnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengingatkan, negara kita ini negara besar, dengan perbedaan-perbedaan yang sangat banyak, perbedaan suku, agama, tradisi, adat, bahasa daerah, semuanya berbeda. Indonesia, lanjut Presiden, sekarang memiliki 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah, memiliki adat yang berbeda, memiliki tradisi yang berbeda. Presiden membandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki 4 suku, atau Afganistan yang memiliki 7 suku.
“Negara mana yang memiliki perbedaan-perbedaan seperti yang tadi saya sampaikan, tidak ada,” tegas Presiden. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi berpesan jangan sampai karena pilihan Bupati, Wali kota, Gubernur, Presiden, kita menjadi seolah-olah sepertinya terbelah-belah, terpecah-pecah.
“Silakan mau pilih Bupati A, B, C dalam kontestasi politik di daerah, silakan. Silakan pilih Gubernur A, B, atau C kalau kandidatnya 4, D. Pilih yang terbaik. Ada pilihan Presiden, A dan B, silakan pilih A atau B,” ujar Presiden seraya menambahkan, ini adalah kontestasi politik.(Hans)
Sumber : https://inaparliamentmagazine.com/tidak-saling-mencela-detail-405548