Ina Parliament Jakarta : Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengingatkan, di tengah situasi meningkatnya jumlah kasus virus Corona (Covid-19) di Indonesia yang terus meningkat, hal yang paling penting untuk dilakukan pada saat-saat ini yaitu perintah penanganan kasus Covid-19 harus berada dalam komando satu tangan. Hal tersebut penting untuk menentukan apakah berjalan atau tidaknya proses penanganan dan penekanan penyabaran virus Corona hingga kemudian mencapai titik minimal dan berhenti.
“Koordinasi yang dilakukan antara pusat dan daerah sudah lumayan baik dan patut diapresiasi. Namun demikian, koordinasi masih harus dioptimalkan. Presiden sendiri sampai harus mengingatkan agar daerah tidak mengambil keputusan atau langkah sendiri-sendiri. Presiden Jokowi sendiri sampai mengatakan, dalam upaya penanganan Covid-19 semua kebijakan besar di tingkat daerah harus dibahas dengan tingkat pusat,” ujar Gobel dalam press release yang diterima Parlementaria, Rabu (18/3/2020).
Penegasan tersebut, sambung Gobel, memberikan persepsi bahwa ada kebijakan yang tidak sinkron antara daerah dan pusat. Menurutnya, apabila koordinasi ini tidak ditangani dengan baik dan simultan akan membingungkan masyarakat. “Saya sendiri akan segera usulkan kepada Ketua DPR agar segera mengadakan rapat dengan seluruh unsur terkait pemerintah dan lembaga. Intinya, membahas pandemi ini dengan segala persoalannya dan mencari solusinya yang efektif,” tutur legislator Partai Nasdem ini.
Persoalan tersebut, tandas Gobel, harus disikapi dengan baik dan cepat. Hal itu dimaksudkan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang lebih masif serta upaya penanganan pasien serta penanganan oleh tim medis secara komprehensif. “Saya akan mendorong Pemerintah bersiap menghadapi segala kemungkinan terburuk akibat penyebaran virus corona yang masif di dunia, terutama di Indonesia. Mengingat, China merupakan episentrum ekonomi dunia. Pukulan yang dialami China pasti akan dirasakan oleh Indonesia,” ungkap Gobel.
Legislator dapil Gorontalo itu menjelaskan, saat ini China memiliki pangsa pasar sekitar 17 persen dari total pangsa perekonomian dunia. Diperkirakan dengan kasus Covid-19 ini, dari berbagai lembaga dunia seperti yang disampaikan oleh Lepala Ekonomi Standar & Poor’s untuk Asia Pasifik Shaun Roche maupun analis Oxford Economics pada awal Februari 2020, China akan mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 0,7-1 persen.
Dengan demikian, targetnya akan terkoreksi dari 6,7 persen menjadi 6,1 persen atau 6 persen. Penurunan ekonomi China akan menurunkan perekonomian dunia 0,2 persen. Terlebih, China merupakan mitra dagang utama Indonesia maka dampaknya setiap penurunan pertumbuhan ekonomi China dikhawatirkan akan membuat ekonomi serta pasar ekspor Indonesia tertekan. Sebab, China merupakan pembeli dari sekitar 45 persen besi, 40 persen tembaga, dan 15 persen minyak yang diperdagangkan di dunia.
China juga konsumen dari sekitar 30 persen komoditas beras, 25 persen kedelai, 20 persen jagung, dan 17 persen komoditas gandum yang diproduksi di seluruh dunia. “Ekspor komoditas Indonesia terancam terpukul, demikian juga sektor pariwisata. Oleh sebab itu, perlu antisipasi menyeluruh dari Pemerintah, Legislatif, Yudikatif, pelaku bisnis, dan industri dalam menghadapi guncangan dahsyat ekonomi dunia,” imbau Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) tersebut. (Humas)
Sumber : https://inaparliamentmagazine.com/penanganan-covid-19-harus-satu-komando-detail-424447