Ina Parliament Jakarta :Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih menyoroti serbuan keramik impor dari China ke Indonesia. Menurutnya, dari segi harga, keramik Bali memang kalah bila dibandingkan dengan keramik dari China. Tapi jika dilihat dan dibandingkan nilai seninya, hasil akhir keramik Bali memiliki nilai seni yang tinggi, mengingat terdapat sentuhan budaya Bali dalam keindahan keramiknya.
“Meskipun handmade, keramik di Jenggala, Bali memiliki kelebihan yaitu dari segi hasil akhir keramik yang memiliki nilai seni yang tinggi. Keramik karya seniman bali banyak dikoleksi dan dipesan langsung oleh hotel-hotel bintang lima. Sehingga mampu bersaing dari serbuan keramik impor dari China,” tutur Gde Sumarjaya Linggih saat meninjau Pusat Kerajinan Keramik Jenggala di Denpasar, Bali (20/12/2019).
Ia menjelaskan posisi Bali yang menjadi tujuan wisatawan dunia, menjadi salah satu nilai tambah dalam pemasaran keramik di Jenggala. Banyak wisatawan asing maupun lokal yang langsung berkunjung ke pusat kerajinan. “Banyak wisatawan yang berkunjung ke Keramik Jenggala ini, wisatawan juga bisa langsung melihat proses pembuatan keramik disini,” tutur politisi dapil Bali ini.
Sementara Anggota Komisi VI lainnya I Nyoman Parta menuturkan, kerajinan keramik di Jenggala sangat banyak jenisnya. Pembeli memiliki banyak pilihan ketika ingin membeli keramik. Ia juga mengapresiasi perhatian perusahaan terhadap karyawan yang bekerja di pabrik keramik tersebut karena sudah memberikan upah diatas upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Bali.
“Saya sangat senang melihat perhatian pemilik perusahaan ke pekerja, tidak hanya memberikan upah diatas UMK Bali, mereka juga memberikan menanggung kepesertaan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk para pekerja,” tutur Nyoman. (Humas)
Sumber : https://inaparliamentmagazine.com/nilai-seni-kerajian-keramik-jenggala-bali-tak-kalah-dengan-keramik-impor-23-12-2019-komisi-vi-detail-421222