Ina Parliament Jakarta : Komite Relawan Nasional Indonesia (KORNI) melalui Ketua Umumnya M. Basri BK. Menyatakan bangga terhadap kinerja “ Duet Maut “ pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, karena kerja keras mereka telah menciptakan kemajuan yang sangat dapat dirasakan oleh Masyarakat Indonesia di berbagai sektor. melalui implementasi program Nawacita, yang selama hampir empat tahun ini sudah dibangun fondasi demi pemerataan ekonomi produktif dan berkeadilan.
KORNI mencatat beberapa prestasi dari Kabinet Kerja, antara lain mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Pada tahun 2014, masyarakat miskin sebanyak 10,96%, turun menjadi 10,64% di tahun 2017. Sementara pada triwulan I tahun 2018 angka kemiskinan semakin anjlok, yang berada di kisaran 9,82%.
“Selanjutnya, untuk data tingkat pengangguran, di mana empat tahun lalu berada di angka 5,94%, turun menjadi 5,33% pada 2017. Dan, di triwulan I-2018 angka kemiskinan merosot lagi hingga 5,13%," papar Basri. Menurutnya, peningkatan penyerapan tenaga kerja karena upaya pemerintah menarik investasi.
Realisasi investasi di Indonesia baik itu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) mengalami lonjakan tajam. Pada tahun 2014, total investasi PMDN dan PMA sebanyak Rp463,1 triliun, naik menjadi Rp692,8 triliun di tahun 2017. Pada triwulan I-2018, realisasi investasi sudah mencapai Rp185,3 triliun.
“Kami melihat banyak masyarakat yang sudah merasakan progresnya, seperti dari hasil pembangunan infrastruktur, pemberian bantuan untuk rakyat kecil, dan kebijakan ekonomi. Bahkan, kepuasan ini juga dibuktikan dari hasil beberapa survei,” kata Ketua Umum Korni M. Basri BK di Jakarta, Sabtu (15/9).
“Kami menilai, komitmen pemerintah menciptakan iklim investasi yang kondusif, membuahkan hasil pada pertumbuhan ekonomi yang positif mencapai 5,27% di triwulan II-2018,” ungkap Basri. Selain itu, terjadi kenaikan peringkat kemudahan berbisnis (EoDB) di Indonesia, di mana selama periode tahun 2017-2018 berada di posisi ke-72, menanjak dibanding periode 2016-2017 yang berada di posisi ke-106.
Basri meyakini,
capaian gemilang dari sektor ekonomi tersebut, akan lebih paripurna lagi karena
adanya peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan oleh Presiden
Joko Widodo. “Jadi, kita sudah punya strategi dan arah yang jelas guna
mendongkrak perekonomian ke depan di era revolusi industri 4.0, dengan target
Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat dunia pada tahun 2030,”
ungkapnya.
Lanjut Basri, optimisme itu didukung melalui bonus demografi
yang sedang dinikmati Indonesia hingga tahun 2030 mendatang. “Saat ini kita
memiliki jumlah angkatan produktif yang lebih banyak, sehingga perlu
dioptimalkan,” imbuhnya. Maka itu, Korni mengapresiasi langkah pemerintah yang
fokus pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui program
pendidikan dan pelatihan vokasi.
Oleh karenanya, Korni meminta kepada pemerintah untuk terus
menciptakan iklim politik dan ekonomi yang stabil. Hal ini perlu melibatkan
peran seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan. Contohnya dari suksesnya
pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. “Kita sudah berhasil di
event dan prestasi, ini menjadi perhatian mata dunia dan peluang sebagai tuan
rumah untuk Olimpiade 2032,” ujar Basri.
Apalagi, Indonesia mencatatkan sejarah perolehan medali
terbanyak sepanjang kompetisi olahraga se-Asia tersebut. Indonesia mampu
menempati posisi ke-4 dengan meraih total 98 medali, yang terdiri
dari 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, sehingga juga menjadikan
satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang berada di posisi 10 besar, sebuah prestasi besar dari Pemerintah yang belum pernah terjadi.
Akhir kata Basri BK. mengajak semua Masyarakat mau menggantungkan harapannya untuk kemajuan Bangsa Indonesia kedepannya kepada prestasi Presiden Jokowi yang berpasangan dengan KH. Ma'aru Amin untuk periode 2019 - 2024, mengingat Jokowi sudah memberikan Bukti yang sudah dirasakan dan dinikmati Rakyat Indonesia. ( Fit )