Home / Artikel Presiden Jokowi: “Jangan Korbankan Persatuan Gara-Gara Pesta Demokrasi”

Presiden Jokowi: “Jangan Korbankan Persatuan Gara-Gara Pesta Demokrasi”

Presiden Jokowi: “Jangan Korbankan Persatuan Gara-Gara Pesta Demokrasi”

Politik

Selasa, 25 September 2018

INa Parliament. Jakarta,

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, negara ini adalah negara besar, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saat ini Indonesia, memiliki penduduk yang tidak sedikit yakni sejumlah 263 juta.

“Semuanya pasti ingin hidup baik, semuanya pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang baik. Inilah tugas besar kita yang harus menyiapkan itu,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Muktamar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam IX (Hima Persis), di Pondok Pesantren Persis Ustman Bin Affan, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (25/9) siang.

Penduduk 263 juta itu, lanjut Presiden, hidup di 17.000 pulau yang kita miliki. Karena itu, Presiden meminta jangan berpikir bahwa pulau di Indonesia hanya Jawa saja. Ada 17.000 pulau yang dimiliki, lanjut Presiden, 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi.

“Ini saya ingatkan terus di mana-mana karena kita kadang-kadang terjebak pada pemikiran Jawa sentris, hanya Jawa saja. Padahal negara ini adalah negara besar, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” tegas Presiden.

Kepala Negara juga mengingatkan, negara ini dianugerahi oleh Allah SWT keberagaman, berbeda-beda, berwarna-warni, bermacam-macam. Agama berbeda-beda, sambung Presiden, suku berbeda-beda, adat berbeda-beda, tradisi berbeda-beda, bahasa daerah berbeda-beda.

“Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita yang terus harus kita rawat dan kita jaga bersama-sama karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, aset terbesar bangsa ini ada kerukunan, persaudaraan,” ujar Kepala Negara.

Karena itu, Kepala Negara mengaku selalu menyampaikan agar menjaga bersama-sama ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. “Kita jaga bersama-sama. Jangan sampai, harmoni yang telah berjalan lama, sinergi antar anak bangsa yang telah berjalan lama, kita menjadi kelihatan terpecah, terbelah gara-gara hanya pesta demokrasi setiap 5 tahun,” tutur Kepala Negara.

Ditegaskan Presiden Jokowi, pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden itu setiap 5 tahun pasti ada. Karena itu, Presiden meminta jangan korbankan persatuan dan persaudaraan gara-gara pesta demokrasi itu.

“Rugi besar bangsa ini. Pilihan bupati menjadikan antar tetangga tidak saling menyapa, ada. Pilihan gubernur menjadikan antar teman tidak saling sapa, ada, banyak. Pilihan presiden juga sama, antar kampung gak saling menyapa, antar tetangga, antar teman, antar saudara tidak saling menyapa,” kata Presiden.

Menurut Presiden, tidak apa-apa kok berbeda pilihan. “Berbeda pilihan bupati, boleh. Berbeda pilihan dalam memilih wali kota juga boleh. Berbeda pilihan dalam memilih gubernur juga boleh. Beda pilihan memilih presiden juga boleh, tidak ada yang melarang,” tambah Presiden.Namun ia menegaskan, tapi jangan yang namanya ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dikorbankan gara-gara pesta demokrasi setiap 5 tahun. “Akan rugi besar,” tukasnya.(Ling)

Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar

Kontak

Head Office : Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta 10270.
Workshop : Jl. Kayumanis X no.8 Matraman Jakarta
( 021) 22986556 Fax. ( 021 ) 85905225 Hotline : 085256800088
085256800088
admin@inaparliamentmagazine.com / harling@inaparliamentmagazine.com